Sebuah video muazin di sebuah masjid Kuwait baru-baru ini viral di media sosial. Pada video yang diunggah oleh akun Facebook Mohammed Aslam itu terdengar muadzin melantunkan lafal adzan berbeda saat menyerukan umat muslim untuk menjalankan ibadah salat biasanya.
Jika biasanya muadzin menyerukan adzan untuk mengajak warga salat berjamaah, yang mana kali ini muazin tersebut menyerukan orang-orang untuk salat di rumah. Kalimat adzan yang awalnya berbunyi Hayya 'ala al-Salah (Marilah Sholat) diganti dengan al-Salatu fi buyutikum (Sholatlah di Rumah Kalian).
Ya, memang bukan tanpa sebab seruan adzan itu diubah. Hal ini sebagai ajakan kepada umat muslim agar mewaspadai penyebaran virus corona Covid-19 yang telah ditetapkan WHO sebagai pandemi global. Tetapi masih ada saja saudara kita yang nyinyir perihal penggantian lafal adzan di Kuwait. Kemungkinan penyebab nyinyiran itu memang dia rendah literasi atau sudah sangat dekat dengan tuhannya, hehe. Seperti yang saya temukan komentar komentar dibawah ini
Nah, saya ingin para saudara saring dulu sebelum sharing, saya akan saring mengenai penggantian lafal adzan apakah itu juga sunah nabi?
قال الشافعي رحمه الله تعالى في آخر أبواب الأذان: إذا كانت ليلة مطيرة أو ذات ريح وظلمة يستحب أن يقول المؤذن إذا فرغ من أذانه: «ألا صلوا في رحالكم» قال: فإن قاله في أثناء الأذان بعد الحيعلة فلا بأس. هذا نصه
Berkata Imam syafi'i ra. di akhir bab Adzan: apabila malam terjadi Hujan atau ada angin kencang, atau gelap. maka disunnahkan bagi muadzzin mengucapkan jika selesai dari adzannya "alaa shollu fii rihalikum'' , berkata imam syafi'i, jika muadzzin mengucapkannya ditengah-tengah adzan setelah lafad hayalah maka tidak apa-apa. ini nashnya (majmu').
Tata cara adzan sama, seperti adzan pada umumnya, hanya saja ada sedikit penambahan kalimah yakni "alaa sholluu fii rikhaalin atau fii rikhaalikum atau fii buyuutikum" 2 kali sesudah adzan usai atau setelah kalimah khai'alah. Dan menambahkan kalimat sesudah adzan usai, adalah yang paling utama.
Adapun hujan yang dianjurkan kita melantunkan adzan adalah hujan yang sekiranya dapat menjadikan udzur jama'ah baik dengan mendung tebal disertai angin atau tidak.
و) يسن (قول : الا صلو فى الرحال) او فى رحالكم او بيوتكم مرتين كما فى سنن ابى داود (فى الليلة المطيرة) و اليوم المطير و ان لم يكن ريح (او ذات الريح) اى ذى الريح (او) ذات (الظلمة) و فى كل ما هو من اعذار الجماعة للامر به و يقول ذلك (بعد الاذان او) بعد (الحيعلتين) و الاول اولى و جرى الشربينى على ان ذلك يجزى عن الحيعلتين بشرى الكريم ١/٦٢_٦٣
Rupanya di masa Rasulullah, adzan seperti itu pernah dilakukan saat ada hujan lebat disertai angin dan udara dingin. Maka di Kuwait, azan seperti dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Seperti yang kita ketahui, sejumlah negara di dunia melakukan berbagai tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran virus corona. Tak sedikit yang juga mengimbau masyarakatnya untuk menghindari kerumunan orang, guna mencegah risiko penularan Covid-19.
Imam Badruddin Al-Aini, menjelaskan Hadits riwayat Imam Bukhari bahwa kejadian ini diperbolehkn ketika tak memungkinkn & ada printah larangan pergi ke masjid. Ibnu Abbas pernah menanggapi kaum yang heran dengan penggantian lafad. Karena ke-ingkarannya masyarakat, Ibnu Abbas menjawab; Apakah kalian merasa heran dengan hal ini, padahal ini telah dilakukan orang yang lebih baik dariku (Rasul).
Ada 3 lafadz.
1. Ala Shollu fir-rihal
2. Ala Shollu fi rihalikum
3. Ala Shoollu fi buyutikum.
Pilihlah salah satu.
*Umdatul Qori
Wallahu 'alam, tabik.
This site was designed with Websites.co.in - Website Builder
We appreciate you contacting us. Our support will get back in touch with you soon!
Have a great day!
Please note that your query will be processed only if we find it relevant. Rest all requests will be ignored. If you need help with the website, please login to your dashboard and connect to support