Perlu diketahui bahwa kebencian terhadap bangsa Yahudi tidak dimulai dengan konflik Palestina abad 20. Tetapi dimulai di Israel 2000 tahun yang lalu, ketika agama Kristen dimulai.
Kekristenan mengambil Kitab kami, Tanakh, mengubah urutan kitab-kitabnya, menerjemahkannya dan menambahkannya pada Perjanjian Baru mereka. Kitab ini mereka pakai untuk mengklaim bahwa Yesus adalah tuhan dan kedatangannya sudah dinubuatkan di dalam kitab kami.
Namun, kalau memang benar demikian, mengapa bangsa Yahudi sendiri tidak percaya hal yang sama? Keberadaan bangsa Yahudi di dunia hanya menantang kepercayaan mereka bahwa apa yang mereka percayai, mungkin salah. Belum lagi kitab-kitab Talmud yang sama sekali bertentangan dengan konsep-konsep kekristenan.
Anti semitisme dimulai di Yerusalem zaman Roma, menyebar ke Eropa sampai ke negara-negara Kristen lainnya. Perhatikan bahwa dimulai dari ribuan tahun yang lalu, kebencian terhadap orang Yahudi dimanifestasikan dengan cara membakar buku Talmud dan kitab-kitab Yahudi lainnya. Itu sebabnya, sekelompok Yahudi di Laut Mati merasa perlu untuk menyembunyikan gulungan-gulungan kitab yang mereka miliki di gua yang bernama Qumran. Gulungan-gulungan ini ditemukan tahun 1947 dan disebut dengan Dead Sea Scrolls.
Belakangan, kebencian itu mulai berkembang menjadi penindasan secara fisik. Ini memuncak di abad ke-20. Mengapa anti-Semitisme bangkit menjadi semakin ganas di awal 1900-an? Karena di akhir tahun 1880-an, Zionist Organisation didirikan oleh Theodor Herzl dan dimulai lah gelombang gelombang keluarga Yahudi di Eropa yang pindah ke tanah leluhur mereka. Ketika itu, pemerintah yang berkuasa di sana adalah Kerajaan Ottoman (Turki), sampai tahun 1917.
Bagi Gereja-gereja di Eropa selama ini (sebelum 1800an), pulangnya harga Yahudi secara perlahan-lahan ke tanah perjanjian mereka, menantang konsep teologi mereka yang mereka sebut sebagai Replacement Theology.
Replacement Theology mengajarkan bahwa dulu, Israel dan bangsa Yahudi memang merupakan "bangsa pilihan". Tetapi, karena berdosa, Tuhan sudah selesai dengan mereka dan menggantikan posisi mereka sebagai bangsa pilihan dengan gereja. Buktinya yang diajukan adalah bahwa Israel sudah tidak ada lagi, mereka sudah dibuang dari tanah perjanjian.
Ketika Zionist Organization berdiri dan semakin banyak orang Yahudi yang pindah ke Kerajaan Ottoman di tanah perjanjian itu, teori Replacement Theology dipertanyakan oleh umatnya.
Apabila pernah ke museum Holocaust Yad v'Shem di Israel, Anda akan melihat, bahwa otak dari gerakan Final Solution untuk memusnahkan orang Yahudi, adalah jenderal-jendral Kristen dan Katolik, bahkan ada yang anak Pendeta.
Jangan pikir bahwa kebencian ini berurusan dengan "kejahatan orang Yahudi" yang dipropagandakan oleh Palestina. Tidak ada komunitas Yahudi yang tinggal di negara Islam yang dianiaya. Holocaust di negara Jerman yang adalah negara Kristen, tidak terjadi pada orang Yahudi Mizrahi (Yahudi yang tinggal di antara orang Islam di tanah Arab).
Kebencian Hitler didasarkan pada tulisan kebencian terhadap teologi Yahudi oleh Martin Luther, bapa reformasi gereja. Holocaust dimulai dengan Kristallnacht, yang terjadi pada hari ulang tahun kelahiran Martin Luther.
Ada hampir 1.5 juta orang Palestina yang memilih menjadi Warga Negara Israel. Mengapa? Karena Israel memperlakukan dengan baik. Mereka dapat semua hak warga negara yang didapat oleh semua Warga Negara Israel, terlepas dari latar belakang etnis mereka, bagi Arab, Asia, Yahudi dll.
Pendidikan gratis. Perawatan kesehatan sampai Rumah Sakit gratis. Kalau meninggal dan selama hidup sudah bayar pajak tanah, pasti akan dapat tempat di tempat pemakaman dengan gratis. Dan masih banyak lagi. Makanya Mahmud Abbas sendiri kirim keluarga ke Rumah Sakit di Israel.
Berita tentang "kejahatan Yahudi" adalah hoax dan fitnah dan gampang diterima oleh orang Indonesia karena mayoritas rakyat tidak pernah ke Israel sendiri. Mereka hanya mengandalkan berita dan cerita dari orang lain. Berita pun mensensor sebagian cerita dan hanya memberitakan kejadian yang bisa menjual.
Sejak sebelum Holocaust dimulai sekitar tahun 1939, kebencian bangsa Eropa terhadap Yahudi menular ke negara-negara Islam. Semakin merasa terancam di Eropa, semakin banyak dari mereka yang lari ke gurun-gurun di tanah perjanjian, yang sekarang berada di bawah pemerintahan British Mandate. Karena ada imigran-imigran baru inilah orang-orang Islam sekarang mulai ikut-ikutan membenci Yahudi.
Generasi sekarang, kebencian terhadap Yahudi sudah simpang siur alasannya. Lebih banyak orang yang benci karena solidaritas, tanpa benar-benar tahu sebenarnya duduk permasalahannya apa.
Mereka hanya teriak "bebaskan Gaza, bebaskanGaza"… tanpa tahu bahwa Gaza adalah teritori berdaulat sendiri. Punya perbatasan sendiri. Punya pemerintahan sendiri. Tak ada urusan dengan Israel di sana.
Sama seperti Timor Timur yang koar-koar ingin merdeka, sekarang mereka merdeka… Gaza koar-koar minta berdiri sendiri, dan mereka dapatkan, sudah sejak 2004.
Kalau ada kerusuhan di "Gaza", kerusuhan selalu terjadi di perbatasan antara Gaza dan Israel. Dengan warga Gaza menyerang dan merusak pagar perbatasan. Seandainya warga Timor Timur menyerang pagar perbatasannya dengan Indonesia, saya yakin, Indonesia juga akan bertindak keras… karena wilayah kedaulatannya diganggu.
Tentu saja informasi ini tidak sampai kepada rakyat jelata di Indonesia.
This site was designed with Websites.co.in - Website Builder
We appreciate you contacting us. Our support will get back in touch with you soon!
Have a great day!
Please note that your query will be processed only if we find it relevant. Rest all requests will be ignored. If you need help with the website, please login to your dashboard and connect to support